• Hubungi Kami
  • Pasang Iklan
  • Redaksi
Selasa, Mei 20, 2025
media-kita.com
  • Login
  • RAGAM
  • ADVERTORIAL
  • DAERAH
  • KESEHATAN
  • NASIONAL
  • OLAHRAGA
  • OPINI
  • SELEBRITIS
  • HUKRIM
  • OPINI
  • PEMERINTAHAN
  • PENDIDIKAN
  • RAGAM
  • ADVERTORIAL
  • DAERAH
  • KESEHATAN
  • NASIONAL
  • OLAHRAGA
  • OPINI
  • SELEBRITIS
  • HUKRIM
  • OPINI
  • PEMERINTAHAN
  • PENDIDIKAN
No Result
View All Result
Media Kita

KUHP Baru Legacy Pemerintahan Jokowi (?)

Media Kita by Media Kita
14 Desember 2022
in RAGAM
0
KUHP Baru Legacy Pemerintahan Jokowi (?)

Asutra Ulesko, SH - Advokat dan & Konsultan Hukum

Oleh: Asutra Ulesko, SH

Advokat dan & Konsultan Hukum

READ ALSO

Kemendagri Dorong Pemprov Jambi Optimalkan Penggunaan SIPD RI

Ketua Umum PkN Tiba  Di Tanah rumpun Pseko Sarolangun Jambi

Seiring dengan telah disahkannya RUU-KUHP menjadi Undang-undang oleh pemerintah dengan DPR diakhir tahun ini, maka keinginan bangsa kita untuk memiliki KUHP dengan nuansa kearifan budaya lokal bangsanya sendiri sudah terwujud. rancangan KUHP sebelumnya pada era Jokowi periode kedua di tahun 2020 pernah akan dilakukannya pengesahan menjadi undang-undang akan tetapi dengan banyak menuai penolakan dari berbagai elemen masyarakat, terutama dari kalangan mahasiswa yang sangat gentol menentang pengesahannya sehingga menyebabkan RUU-KUHP batal untuk disahkan menjadi Undang-Undang.

Kalau diibaratkan KUHP peninggalan kolonial ibarat baju sudah sangat lusuh dan banyak bolong-bolongnya sehingga jauh dari kata layak untuk digunakan serta sangat mendesak untuk diganti dengan KUHP yang benar-benar mencerminkan jati diri bangsa Indonesia. Keinginan bangsa Indonesia untuk memiliki KUHP sendiri sudah ada sejak negara dimerdekakan dari penjajah dan barulah terbentuk di tahun 1958 dengan dinisiasinya berdiri lembaga Pembinaan Hukum Nasional (LPHN) yang mana dalam perkembangannya berubah menjadi Badan Pembinaan Hukum Nasional (BPHN). pada tahun 1993 rumusan pertama RKUHP sudah diselesaikan oleh team perumus. akan tetapi usulan yang dimaksud ditolak dan tidak ditindaklanjuti oleh menteri kehakiman saat itu.

Proses pembahasannya sempat tertunda dalam waktu yang cukup panjang meskipun diawal-awal reformasi di tahun 2001 – 2004 pernah masuk ke program legislasi nasional (prolegnas) namun akhirnya tetap kandas untuk disahkan menjadi undang-undang. pada periode pertama pemerintahan Presiden SBY-JK dibawah kepemimpinan Hamid Awaluddin sebagai Menteri Hukum dan Hak Asasi manusia diajukan kembali dalam proglenas akan tetapi untuk kesekian kalinya tertunda disahkan menjadi undang-undang. Barulah di era Presiden Jokowi di periode kedua dilakukan pembahasan RUU-KUHP dan hampir disahkan menjadi Undang-Undang di tahun 2020 akan tetapi menuai banyak penolakan dari elemen masyarakat sehingga pengesahannya kembali tertunda.

Kita ingat ditahun yang sama pemerintah juga membuat gebrakan dalam hal pembuatan peraturan perundang-undangan yang mana ditahun itu juga disahkannya Undang-Undang Cipta Kerja dengan teknis Omnibus Law (menggabungkan beberapa peraturan perundang-undangan menjadi satu undang-undang) metode yang biasa digunakan dinegara dengan menganut sistem common law sangat berbeda dengan sistem yang dianut oleh negara civil law) seperti Indonesia, sama seperti RUU-KUHP bedanya meskipun mendapat kritik tajam dari berbagai elemen masyarakat akan tetapi pemerintah tetap menetapkannya sebagai Undang-Undang. walaupun akhirnya dilakukan uji formil ke MK dan putusannya dikabulkan, pemerintah dan DPR diberikan waktu selama 2 tahun semenjak putusan diucapkan untuk memperbaiki undang-undang cipta kerja karena proses pembentukannya tidak sesuai dengan teknis pembentukan peraturan perundang-undangan menurut Undang-undang nomor 12 tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan.

Kembali ke RUU-KUHP menjadi topik  ini, setelah 77 tahun kemerdekaan bangsa Indonesia baru di era pemerintahan Jokowi-Ma’aruf berhasil disahkannya aturan hukum pidana yang menjadi cerminan budaya lokal bangsa kita sendiri. Terlepas dari pasal-pasal kontroversi yang menjadi penolakan dari berbagai elemen masyarakat kita patut mengapresiasi keinginan yang kuat dari pemerintahan Jokowi untuk meninggalkan warisan phenomenal yang sangat berharga bagi bangsanya. dikatakan phenomenal karena semenjak Presiden pertama RI Soekarno keinginan untuk melahirkan undang-undang Pidana sendiri sudah diinisasikan dan barulah disahkan menjadi Undang-undang di eranya presiden Jokowi.  selama waktu 77 tahun kemerdekaan dan 7 presiden yang bergiliran memimpin bangsa ini hanya dimasa pemerintahan Presiden Jokowi keinganan bangsa kita bisa diwujudkan.

Akan tetapi KUHP yang baru disahkan ternyata masih menyisahkan catatan yang menghantui rasa ketakutan rakyat karena dikhawatirkan akan disalahgunakan untuk membungkam kebebasan mengkritik pemerintah yang sedang berkuasa.  Bahkan  Kita ingat pada 4 Desember 2006 Mahkamah Konstitusi (MK) melalui putusan No. 013-022/PUU-IV/2006 telah menghapus pasal penghinaan presiden dan wakil presiden dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP). KUHP yang baru melalui pasal 218 ayat 1 kembali menghidupkan lagi pasal yang sudah dibatalkan oleh MK. Namun masih tetap ada jalan untuk membatalkan pasal-pasal yang dinilai bertentang dengan konstitusi dengan melakukan uji materil ke Mahkamah Konstitusi akan tetapi legacy pemerintah untuk mewariskan KUHP baru ternodai oleh  aturan pasalnya yang dinilai akan memundurkan demokrasi kita. Meskipun semasa Presiden Jokowi menjabat sampai purna tugas di tahun 2024 penerapannya masih ditangguhkan akan tetapi siapa yang bisa jamin pemimpin yang berkuasa setelahnya nanti.

 

 

Related Posts

Kemendagri Dorong Pemprov Jambi Optimalkan Penggunaan SIPD RI
RAGAM

Kemendagri Dorong Pemprov Jambi Optimalkan Penggunaan SIPD RI

Ketua Umum PkN Tiba  Di Tanah rumpun Pseko Sarolangun Jambi
RAGAM

Ketua Umum PkN Tiba  Di Tanah rumpun Pseko Sarolangun Jambi

Tim Satuan Narkoba Sarolangun Gagalkan Peredaran Narkoba Jenis Sabu  seberat 1 Kilo gram
RAGAM

Tim Satuan Narkoba Sarolangun Gagalkan Peredaran Narkoba Jenis Sabu seberat 1 Kilo gram

Taufik Resmi Diangkat PAW sebagai Anggota DPRD Provinsi Jambi
DPRD PROVINSI JAMBI

Taufik Resmi Diangkat PAW sebagai Anggota DPRD Provinsi Jambi

Produk Dari Johnson dan Johnson
NASIONAL

Produk Dari Johnson dan Johnson

Balitbangda Provinsi Jambi Gelar Seminar Al-Qur’an pada STQH ke XXVII Tingkat Nasional
RAGAM

Balitbangda Provinsi Jambi Gelar Seminar Al-Qur’an pada STQH ke XXVII Tingkat Nasional

Next Post
Uji Publik Rancangan Penataan, KPU Sarolangun: Pemilu 2024, 30 Kursi Dewan dan 3 Dapil

Uji Publik Rancangan Penataan, KPU Sarolangun: Pemilu 2024, 30 Kursi Dewan dan 3 Dapil

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

POPULAR NEWS

No Content Available
Plugin Install : Popular Post Widget need JNews - View Counter to be installed

EDITOR'S PICK

Ketua DPRD Muarojambi Ikuti Peringatan HUT TNI ke 76 Secara Virtual

Ketua DPRD Muarojambi Ikuti Peringatan HUT TNI ke 76 Secara Virtual

SKK Migas – PetroChina Tegaskan Dukungan Program Pengentasan Stunting

SKK Migas – PetroChina Tegaskan Dukungan Program Pengentasan Stunting

Bupati Tanjab Timur Ikut Donor Darah di Rangkaian HUT Bhayangkara

Bupati Tanjab Timur Ikut Donor Darah di Rangkaian HUT Bhayangkara

Panglima TNI Terima Kunjungan Kehormatan Kasau Thailand

Panglima TNI Terima Kunjungan Kehormatan Kasau Thailand

  • Redaksi
  • Hubungi Kami
  • Pasang Iklan

© 2024 media-kita.com

No Result
View All Result
  • RAGAM
  • ADVERTORIAL
  • DAERAH
  • KESEHATAN
  • NASIONAL
  • OLAHRAGA
  • OPINI
  • SELEBRITIS
  • HUKRIM
  • OPINI
  • PEMERINTAHAN
  • PENDIDIKAN

© 2024 media-kita.com

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In